Dodol merupakan salat
satu produksi olahan hasil pertanian (buah-buahan) yang termasuk dalam jenis
pangan semi basah, disamping jenang, wingko babad, pia, kresikan dan onde-onde.
Dodol merupakan sejenis makanan yang terdiri dari campuran tepung gula yang dikeringkan
atau hasil fermentasi yang sudah banyak dikenal. Makanan ini biasanya digunakan
sebagai makanan ringan, makanan selingan serta sebagai lauk-pauk.
Dodol merupakan suatu
jenis makanan yang mempunyai sifat agak basah sehingga dapat langsung dimakan
tanpa dibasahkan terdahulu (rehidrasi) dan juga cukup kering sehingga dapat
stabil selama penyimpanan. Dikarenakan sifatnya yang dapat mengawet ini, maka
pangan jenis basah ini memiliki berbagai kegunaan; dengan kadar air sekitar 10
– 40 persen yang tidak efektif untuk pertumbuhan bakteri dan khamir pathogen,
tahan untuk disimpan dalam waktu cukup lama tanpa memerlukan proses pengawetan
lainnya (pengeringan, pembekuan, sterilisasi, dan sebagainya). Tetapi lamanya
daya simpan pada pangan semi basah ini, juga banyak dipengaruhi oleh komposisi
bahan penyusunnya, aktivitas mikroba, teknologi pengolahan dengan sanitasinya,
system pengemasan yang dikenakan, penggunaan bahan pengawet.
Dalam pengolahannya,
pangan semi basah merupakan suatu jenis makanan dengan menggunakan bahan
pencampuran misalnya tepung ketan, tepung beras atau terigu sebagai bahan utama
dan bahan-bahan lain seperti susu, telur atau pun buah-buahan untuk mendapatkan
rasa yang khas. Tepung ketan digunakan sebagai bahan campuran dan bahan
pengikat agar diperoleh tekstur plastis yang dikehendaki. Adapun jenis-jenis
buah-buahan yang dapat digunakan dalam pembuatan dodol, antara lain : nangka,
durian, labu, dan sebagainya.
Bahan-bahan:
- buah-buahan
- tepung beras ketan
- santan kelapa
- minyak kelapa
Peralatan:
- panci/baskom
- sendok/alat pengaduk
- alat penggiling (waring blendor)
- kompor dan alat pengukus
- cetakan
- bungkusan kertas, plastic, kertas aluminium
Cara Pembuatan:
1. Mula-mula buah-buahan yang akan ditambahkan dalam pembuatan dodol, dicuci, dikupas kulitnya dengan menggunakan pisau stainless steel. Kemudian, daging buah dipotong-potong menjadi bagian yang lebih kecil agar lebih mudah untuk digiling.
2. Potongan-potongan buah tersebut, lalu dikukus. Setelah matang, potongan buah tersebut dihancurkan dengan menggunakan waring blendor sehingga diperoleh bubur buah.
3. Bubur buah ini selanjutnya dicampur dengan tepung ketan (1 bagian tepung ketan untuk 15 – 20 bagian daging/bubur buah), dan dimasak.
4. Sambil dimasak, dapat dicampurkan gula dan santan dengan ukuran yang sesuai dengan selera, campuran tersebut diaduk hingga merata dan mendapatkan tekstur pasta liat.
5. Kemudian, campuran yang telah bertekstur pasta liat itu, didinginkan dan dimasukkan ke dalam cetakan dodol.
6. Bila campuran dodol tersebut sudah dalam keadaan dingin dan agak keras bagian luarnya, dapat dikemas dalam kertas minyak yang dilapisi plastik untuk menghindari penguapan atau masuknya uap air dari lingkungan.
7. Dodol sudah siap untuk dipasarkan.
8. Daya simpan dodol berkisar antara 1 – 2 bulan.
No comments:
Post a Comment