Pengolahan pangasinan sudah lama dikenal sebagai salah satu
langkah pengawetan bahan pangan nabati maupun bahan pangan hewani, disamping
sebagai suatu bentuk penganekaragaman pengolahan pangan
Buah dan sayuran merupakan produk bahan pangan yang mudah dan
cepat mengalami kerusakan, terutama bila tidak melalui langkah-langkah
pengolahan pasca panen yang cukup memadai.
Oleh karena itu perlu diterapkan
pengolahan secara tepat sesuai dengan sifat fisik maupun kimiawi bahan nabati
tersebut sehingga nilai gizinya dapat dipertahankan dan nilai ekonominya dapat
pula ditingkatkan.
Buah salak merupakan salah satu buah dengan kuantitas yang
bermusim. Agar buah salak tetap dapat tersedia sepanjang waktu, dapat dilakukan
pengolahan pengawetan untuk mempertinggi daya tahan simpan. Salah satu
alternatif pengawetan salak, adalah melalui pembuatan produk asinan buah salak.
Bahan-bahan:
- Buah salak secukupnya
- Garam dapur
- Gula pasir
- Air
Peralatan:
- Pisau
- Panci
- Stoples
- Kompor
Cara pembuatan:
1. Mula-mula buah salak dikupas, dan kulit ari yang meliputi daging buah salak dihilangkan. Lalu buah salak itu dicuci, ditiriskan dan disusun dalam sebuah stoples yang bersih. Sebaiknya daging buah salak yang akan disusun dalam stoples tersebut, dibelah terlebih dahulu agar tidak terlalu sulit sewaktu akan dimakan.
2. Disiapkan air bersih sebanyak satu liter, dan dibubuhi enam sendok makan garam dapur dan tiga sendok makan gula pasir. Kemudian campuran garam dan gula dalam air ini dimasak sampai mendidih.
3. Setelah mendidih, dalam keadaan yang masih panas, air dituang ke dalam stoples yang berisi buah salak. Setelah air rebusan tersebut menjadi dingin, stoples basru ditutup rapat. Stoples itu didiamkan selama dua sampai tiga hari, dan bila rasa daging buah salak sudah menjadi manis bercampur asin, maka asinan salak sudah terbentuk.
No comments:
Post a Comment