Sunday, 20 August 2017

Membuat brem bali



       Dalam kehidupan sehari-hari kita mengenal dua macam brem, yaitu brem cair dan brem padat, yang kedua-duanya dibuat dari tape ketan. Brem padat banyak dibuat di daerah Madiun, sedangkan brem cair banyak dibuat di daerah Bali, yang lebih populer dengan sebutan brem  Bali.

       Proses pengolahan brem cair dan brem padat dimulai dengan tahap awal yang sama, yaitu pengepresan tape ketan dengan menggunakan alat pengepres hidrolik. Pada pembuatan brem cair, langkah berikutnya adalah fermentasi lebih lanjut menjadi alkohol, pembotolan dan penyimpanan. Sedangkan dalam pembuatan brem padat, dilakukan pemasakan cairan tape, pengadukan, pencetakan, pengeringan, pemotongan dan pembungkusan.
       Dalam tulisan ini, hanya akan dijelaskan proses pembuatan brem cair (brem Bali).
Bahan-bahan:

-        Tape ketan

Peralatan:

-        Alat pengepres hidrolik atau yang lainnya

-        Botol pengemas

-        Kompor

-        Pengaduk kayu

Cara pembuatan:

1.  Proses pembuatan brem diawali dengan proses pembuatan tape ketan hitam, seperti yang telah dijelaskan dalam tulisan sebelumnya.

2.  Tape yang sudah masak dibungkus dengan kain saring berlapis-lapis (paling sedikit 4 lapis), kemudian dipres dengan alat pengepres hidrolik, tekanan 300 kilogram per centimeter selama 20 – 30 menit. Kalau alat ini tidak tersedia, dapat juga diganti dengan alat lainnya yang pada prinsipnya dapat memisahkan antara cairan dan ampas tape. Cairan yang diperoleh ditampung dalam suatu wadah, misalnya baskom. Cairan ini diencerkan dengan air, dengan perbandingan 1 : 1.

3.  Sari tape yang diperoleh kemudian diperam pada suhu kamar sampai timbul bau alkohol.

4.  Setelah pemeraman selesai, brem yang terbentuk dibotolkan. Botol-botol yang akan digunakan sebelumnya disterilkan (direbus dalam air mendidih selama 15 menit). Pada pengisian ini, harus disisakan ruang kosong sekitar 1 ½ cm dari permukaan atas botol.

5.  Botol-botol yang telah diisi (dalam keadaan masih terbuka) direbus kembali dalam air mendidih selama 15 menit, air rebusan kira-kira 3/4 dari tinggi botol.

6.  Dalam keadaan masih panas, botol ditutup dengan alat penutup botol dan dipasteurisasi dengan suhu 90 derajat celsius selama 15 menit.

7.  Selanjutnya botol disimpan pada suhu 10 – 15 derajat celsius selama 3 bulan atau lebih. Hal ini bertujuan untuk lebih menyempurnakan proses pematangan brem.

No comments:

Post a Comment