Kembang tahu, yang biasa juga disebut dengan yuba umumnya
dibuat dari kacang kedelai. Selain kacang kedelai juga dapat digunakan
kacang-kacangan lainnya, seperti kacang hijau, kacang gude, kacang jogo, koro
benguk, biji saga dan lain-lainnya. Pada proses pembuatannya, didahului dengan
proses pembuatan susu (susu kedelai, susu kacang hijau, dan sebagainya).
Jika
susu ini dipanaskan sampai mendidih (suhu sekitar 90 derajat celsius), maka
akan terbentuk lapisan tipis secara perlahan-lahan di permukaan susu. Lapisan
ini merupakan campuran dari protein dan lemak. Lapisan yang kuning kecoklatan
inilah yang disebut kembang tahu (yuba). Kembang tahu ini masih merupakan
kembang tahu basah, jika dikeringkan (dengan cara mengangin-anginkannya) akan
diperoleh kembang tahu kering. Kembang tahu kering ini umumnya mempunyai kadar
air sekitar 9 – 10 persen.
Kembang tahu dapat dijual dalam bentuk segar (yuba(, setengah
kering (gawaki, Han gawaki) atau kering (Kanso hashi yuba). Kembang tahu segar
yang bermutu baik, mempunyai kriteria warna putih kecoklatan, tekstur lembut,
ringan, rasa sedikit manis dan enak. Sayangnya produk ini tidak dapat disimpan
lama, hanya mampu bertahan 2 – 4 hari pada suhu kamar atau 3 -5 hari pada
lemari es. Kembang tahu kering mempunyai aneka bentuk, seperti bentuk lemaran,
spiral, rol panjang atau rol pendek.
Di Jepang, kembang tahu ini merupakan makanan yang sangat
populer. Konon, kembang tahu dapat merangsang keluarnya air susu ibu (ASI) bagi
ibu-ibu yang baru habis melahirkan, baik untuk dimakan bagi penderita darah
tinggi, diabetes mellitus (kencing manis) atau bagi para vegetarian. Dalam menu
sehari-hari kembang tahu banyak digunakan sebagan pencampur capcay, bakmi,
soup, cah, dimakan segar atau digoreng seperti keripik.
Bahan-bahan:
- Kacang kedelai
- Larutan NaOH
Peralatan:
- Panci atau ember
- Penghancur kedelai (waring blendor)
- Kain saring
- Sendok
Cara pembuatan:
1. Kacang kedelai yang akan digunakan terlebih dahulu direncam dalam air bersih selama satu malam ( kurang lebih dua belas jam). Keesokan harinya kedelai yang telah direndam ini dimasak selama 10 menit pada air yang mendidih.
2. Kedelai dikupas kulitnya, kemudian dicuci dan ditiriskan. Setelah tiris, dihancurkan dengan waring blendor dengan menambahkan air panas sebanyak 10 liter untuk setiap kilogram kedelai yang digunakan.
3. Hancuran kedelai kemudian disaring dengan kain saring. Ampas atau bungkil kedelai dapat digunakan untuk membuat oncom atau makanan ternak, sedangkan filtratnya (susu kedelai) ditampung pada suatu wadah. Tingkat keasaman susu kedelai diatur dengan penambahan larutan NaOH sampai mencapai PH 8,0.
4. Susu kedelai kemudian dipanaskan pada suhu 85 derajat celsius selama 15 menit. Pada proses pemanasan ini secara perlahan-lahan akan timbus lapisan tipis pada permukaan susu kedelai. Lapisan ini dikait (diangkat) dengan sendok dan diangin-anginkan selama 24 jam pada suhu kamar.
5. Lapisan tipis yang diperoleh ini disebut kembang tahu. Bisa digunakan dalam bentuk segar, setengah kering atau dalam bentuk yang kering (dengan kadar air 9 – 10 persen).
No comments:
Post a Comment