Buah
salak tumbuh di tanah air kita ini, seperti di Jawa, Madura, Bali, Sumatra
Utara, Sumatra Selatan, Maluku, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Barat, serta
tempat-tempat lainnya. Jenis salak juga bermacam-macam, seperti: salak conder,
manonjaya, pondoh, gading, nangka, manalagi, manggis, salak balik dan
sebagainya. Penggunaan buah salak juga sudah meluas, yaitu dimakan langsung
sebagai buah segar, dikalengkan, dibuat asinan dan dibuat manisan.
Ada dua
macam manisan salak, yaitu manisan salak basah dan manisan salak kering. Pada
tulisan ini, kedua macam manisan tersebut akan dibahas.
Masalah
yang sering dijumpai pada pembuatan manisan salak adalah timbulnya warna coklat
kemerahan. Warna ini mengubah penampilan buah salak, sehingga kurang disukai.
Warna ini timbul karena adanya senyawa tanin didalam buah salak. Apabila
senyawa tanin kontak dengan udara, terjadilah reaksi kecoklatan yang tidak
diinginkan tersebut.
Untuk
mencegah timbulnya warna coklat, dilakukan perendaman buah salak di dalam
larutan gula pekat. Larutan gula menghambat terjadinya perubahan warna dengan
cara mengurangi konsentrasi oksigen terlarut, serta mengurangi laju difusi
oksigen dari udara ke dalam jaringan buah. Perendaman dengan larutan gula juga
akan menurunkan kadar tanin, karenan tanin larut di dalam air.
Di
samping dengan perendaman larutan gula, warna coklat juga dapat dicegah dengan
menggunakan larutan gula, warna coklat juga dapat dicegah dengan menggunakan
larutan natrium bisulfit 1200 ppm (1,2 gram natrium bisulfit perliter air).
Seperti halnya gula, natrium bisulfit juga berperan dalam menghambat
pertumbuhan jamur dan beberapa bakteri.
Bahan-bahan:
- Buah salak
- Air
- Garam
- Gula
- Natrium bisulfit
Peratalan:
- Pisau
- Panci
- Kompor
- Plastik
Cara pembuatan:
a. Manisan salak basah:
1. Buah
salak dikupas, dibuang kulit arinya dan dikeluarkan bijinya. Salak tanpa kulit
dan tanpa biji tersebut, selanjutnya dicuci bersih dengan air.
2. Buah
salak direndam dalam larutan garam dua persen, selama satu malam (+ 12
jam). Setelah itu, ditiriskan dan di taruh di dalam panci stoples.
3. Ke
dalam wadah dimasukkan larutan gula pekat (60 persen). Buah salak direndam
selama kira-kira satu minggu. Setelah itu, manisan salak basah siap untuk
dikonsumsi.
b. Manisan salak kering
1. Buah
salak dikupas kulitnya dan dibuang bijinya. Kemudian dicuci sampai bersih.
2. Buah
selanjutnya direndam dalam larutan garam 2,5 persen, selama lima jam. Kemudian
dicuci dengan air, untuk menghilangkan kelebihan (sisa-sisa) garam dipermukaan
salak.
3. Sementara
itu, disiapkan larutan natrium bisulfit 1200 ppm. Larutan dipanaskan sampai
mendidih, kemudian salak direbus didalam larutan tersebut selama kira-kira lima
menit.
4. Salak
ditiriskan sampai kering. Kemudian direndam dalam larutan gula 60 persen selama
kurang lebih 14 jam. Setelah itu ditiriskan dan dikeringkan dibawah sinar
matahari sampai kering (4 – 6 hari).
5. Manisan
salak kering selanjutnya dikemas dengan plastik dan siap untuk disimpan atau
dijual.
No comments:
Post a Comment