Bentuk bihun hampie menyerupai bentuk mi, hanya ukurannya
lebih kecil dan warnanya tidak kuning tetapi putih bersih. Karena itu banyak
yang menyebut bihun sebagai mi putih.
Bihun bukan merupakan makanan khas Indonesia, tetapi berasal
dari daratan Cina. Kata bihun sendiri berasal dari bahasa Cina, yaitu “bie”,
yang artinya beras dan “hun”, yang artinya tepung. Jadi arti harfiahnya adalah
tepung beras.
Pengertian ini tentu tidak salah, karena bihun memang dibuat dari
tepung beras. Prinsip pembuatannya adalah beras digiling menjadi tepung,
kemudian dimasak dan dicetak menyerupai benang-benang, serta dikeringkan. Bihun
umumnya dijual dalam keadaan kering menyerupai bentuk lipatan empat persegi
panjang. Bihun sangat praktis untuk digunakan dalam berbagai keperluan, karena
memasaknya hanya membutuhkan waktu yang sangat singkat.
Sampai saat ini di Indonesia telah banyak terdapat
industri=industri kecil yang menghasilkan bihun, tetapi masih dalam skala kecil
yaitu hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Pemanfaatan bihun selama ini
masih terbatas pada jajanan, seperti bakso, ketoprak, gado-gado, bihun goreng
serta sebagai bahan-bahan pengisi, seperti pada lumpia, buras, tahu isi, dan
lain-lainnya.
Bihun, seperti halnya mi, merupakan sumber karbohidrat yang baik.
Selain itu bihun juga mengandung protein dalam jumlah yang cukup besar. Dari
setiap 100 gram bihun dapat dihasilkan 360 Kalori dan 4,7 gram protein.
Bahan-bahan:
- Beras
- Minyak goreng
- Air bersih
Peralatan:
- Mesin penggiling
- Alat pengepres hidrolik
- Kain blacu
- Tampah
- Bak semen
- Alat pengukus
Cara pembuatan:
1. Beras dibersihkan dan dicuci beberapa kali dengan air bersih, lalu digiling dengan mesin penggiling beras sambil ditambahkan air, sehingga membentuk bubur tepung. Bubur tepung dimasukkan ke dalam bak-bak semen, serta ditutup dengan kain blacu. Di bagian atas kain blacu diletakkan penutup kayu untuk alas pengepres. Pengepresan dilakukan selama satu malam.
2. Padatan tepung hasil pengepresan, dikukus selama 30 menit. Dilanjutkan dengan penggilingan spiral sebanyak tiga kali. Tepung giling kemudian dimasukkan ke dalam alat pengepres hidrolik dan dipres menjadi bentuk yang menyerupai benang-benang. Bihun mentah ini ditampung dengan tampah, dan dikukus dalam alat pengukus selama 30 – 45 menit.
3. Bihun yang telah dikukus tersebut selanjutnya dijemur di bawah sinar matahari sampai kering. Jika cuaca sedang baik, penjemuran dapat dilakukan selama 6 – 7 jam. Jika cuaca mendung, maka dibutuhkan waktu penjemuran yang lebih lama.
4. Bihun kering kemudian dikemas dengan 1 dalam keranjang-keranjang bambu, dan siap untuk dipasarkan.
No comments:
Post a Comment