Indonesia merupakan suatu negara kepulauan, yang dilingkari
oleh berbagai selat, laut dan samudra yang kaya akan bermacam-macam tumbuhan
laut. Di antara tumbuhan laut yang banyak terdapat di perairan laut di
Indonesia adalah rumput (ganggang) laut. Jenis rumput laut di Indonesia yang
paling dikenal adalah ganggang merah. Ada pun kadar agar-agar yang terkandung
dalam rumput laut yang telah dicuci bersih dan berada dalam keadaan kering
adalah sekitar 30 persen, sehingga Indonesia mempunyai potensi ganggang yang
cukup besar sebagai bahan baku dalam industri agar-agar.
Di Indonesia terdapat banyak industri rumah tangga yang
memperoduksi agar-agar dalam pengolahan yang sangat sederhana, dengan lokasi
usaha yang terbesar dari daerah dekat pantai hingga ke daerah pedalaman.
Dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk Indonesia,
disertai dengan peningkatan teknologi pangan yang semakin canggih memungkinkan
terciptanya produk-produk pangan lama; maka terdapat kemungkinan peningkatan
akan permintaan produk agar-agar.
Ciri-ciri dari
agar-agar kertas:
Agar-agar kertas merupakan bahan koloidal hidrofil yang
kering, berbentuk lembaran seperti kertas yang diperoleh dengan jalan
pengeringan sari Gelindum cartilagenum
Gaillon, Gracilaria confervoides Greville dan ganggang merah sejenis.
Ciri-ciri : tidak berbau, rasa berlendir,
tidak rapuh
Kelarutan : tidak larut dalam air dingin,
tetapi larut dalam air mendidih
Pati saring : negatif
Susut pengeringan : maksimum 20 persen
Logam bahaya (Cu, Pb,
Hg) : maksimum 0,004 persen
Arsen : maksimum 0,0003 persen
Abu : 6,5 persen
Bahan-bahan:
- Sejenis ganggang merah
- Bahan penolong :
Kaporit, soda asam cuka, soda kue KOH atau air abu dapat digunakan sebagai pengganti soda, kapur tohor (CaO) dapat digunakan sebagai pengganti kaporit.
Peralatan:
- Panci
- Kompor
- Alat pengaduk
- Kantung kain blacu
- Alat pengepres
- Bejana penetralan
- Loyang cetakan
- Rak bambu
Cara pembuatan:
1. Rumput laut yang masih kotor dicuci bersih hingga bebas dari garam pasir, karang dan kotoran-kotoran lainnya. Lalu direndam dalam larutan kaporit 0,25 persen atau larutan kapur (1 kwintal rumput perlu 5 kilogram kapur tohor) selama 4 – 6 jam sambil sekali-sekali diaduk sehingga warna rumput menjadi agak pucat. Lalu dicuci dengan air bersih sampai bau kaporit hilang dan dijemur sampai kering. Sebelum dimasak, direndam lagi satu malam dengan larutan asam cuka 0,5 persen, lalu dicuci dengan air hingga bersih.
2. Dimasak dengan air sebanyak 40 kali bobot rumput kering. Pada saat mulai mendidih ditambah larutan asam cuka sampai pH mencapai 6. Selama dimasak pH akan meningkat dan perlu ditambah cuka lagi supaya pH tetap 6. Dimasak terus selama 45 menit sambil terus diaduk.
3. Selanjutnya dipres secara perlahan-lahan dengan menggunakan alat pengepres, untuk memisahkan antara cairan agar-agar dengan ampasnya. Cairan agar-agar ditampung pada suatu wadah dan dinetralkan dengan larutan soda hingga pH nya mencapai 7 – 7,5. Dipanaskan lagi sambil diaduk dan dituangkan ke dalam loyang-loyang pencetak.
4. Dibiarkan pada suhu kamar selama 6 jam hingga 1 malam supaya membeku. Agar-agar yang telah membeku dipotong-potong tipis, berbentuk lembara-lembaran dengan ketebalan 0,5 sentimeter. Sebagai alat pemotong digunakan kawat halus dari baja. Lembaran agar-agar ini dibungkus dengan kain belacu, lalu disusun di dalam alat pengepres dan dipres perlahan-lahan untuk mengeluarkan airnya. Kemudian dijemur di atas rak-rak dari bambu hingga kering. Lembaran agar-agar yang telah kering dikemas dalam kantong-kantong plastik.
No comments:
Post a Comment